This is Coral Plant (Jatropha multifida L). In Sumedang
(Sundanese), locally called this plant as Pinisilin. It sounds like the name of
antibiotic, but it refers to this plant, Jatropha
multifida. Commonly, in Indonesia, this plant is called as Jarak Tintir.
Ini adalah Coral Plant (Jatropha multifida L). Di Sumedang (Sunda), orang-orang menyebutnya Pinisilin. Terdengar seperti nama antibiotik, tapi yang dimaksud adalah tanaman ini, Jatropha multifida. Umumnya, di Indonesia, disebut sebagai Jarak Tintir.
It’s perennials plant, shrub [9, 11, 14]. It's about 2 m [14], with a maximum height of 6 m [11]. Stem: round, woody, base enlarges, sticky, clearly seen the attached marks of leaves. Young stems are green and the old one are greenish white [14]. Leaf: simple, large, palmate, deep narrow lobes, with long stalk [14]. Alternate phyllotaxis [11]. Upper leaves are dark green, and the lower leaves are brighter [9]. Flower: multiparous cyme, resemble a piece of coral, with red petals [9, 11, 14]. Raw fruit is green, and the ripe one is yellow. It contains about 3 seeds [11].
Tumbuhan perenial, semak [9, 11, 14]. Tingginya sekitar 2 m [14], dengan tinggi maksimum 6 m [11]. Batang: bulat, berkayu, pangkal membesar, bergetah, terlihat jelas bekas menempelnya daun. Batang yang muda berwarna hijau dan yang tua berwarna putih kehijauan [14]. Daun: tunggal, besar, berbentuk menjari, dengan tangkai yang panjang [14]. Susunan daun berseling [11]. Daun bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawah lebih cerah [9]. Tipe bunga malai, menyerupai karang dengan kelopak bunganya berwarna merah [9, 11, 14]. Buah saat mentah berwarna hijau dan saat matang berwarna kuning. Berisi tiga buah biji [11].
Classification
Ini adalah Coral Plant (Jatropha multifida L). Di Sumedang (Sunda), orang-orang menyebutnya Pinisilin. Terdengar seperti nama antibiotik, tapi yang dimaksud adalah tanaman ini, Jatropha multifida. Umumnya, di Indonesia, disebut sebagai Jarak Tintir.
It’s perennials plant, shrub [9, 11, 14]. It's about 2 m [14], with a maximum height of 6 m [11]. Stem: round, woody, base enlarges, sticky, clearly seen the attached marks of leaves. Young stems are green and the old one are greenish white [14]. Leaf: simple, large, palmate, deep narrow lobes, with long stalk [14]. Alternate phyllotaxis [11]. Upper leaves are dark green, and the lower leaves are brighter [9]. Flower: multiparous cyme, resemble a piece of coral, with red petals [9, 11, 14]. Raw fruit is green, and the ripe one is yellow. It contains about 3 seeds [11].
Tumbuhan perenial, semak [9, 11, 14]. Tingginya sekitar 2 m [14], dengan tinggi maksimum 6 m [11]. Batang: bulat, berkayu, pangkal membesar, bergetah, terlihat jelas bekas menempelnya daun. Batang yang muda berwarna hijau dan yang tua berwarna putih kehijauan [14]. Daun: tunggal, besar, berbentuk menjari, dengan tangkai yang panjang [14]. Susunan daun berseling [11]. Daun bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawah lebih cerah [9]. Tipe bunga malai, menyerupai karang dengan kelopak bunganya berwarna merah [9, 11, 14]. Buah saat mentah berwarna hijau dan saat matang berwarna kuning. Berisi tiga buah biji [11].
Fruit and seed of J. multifida
Buah dan biji J. multifida
|
Kingdom
|
: Plantae
– Plantae
|
Subkingdom
|
:
Tracheobionta – Vascular plants
|
Division
|
:
Magnoliophyta – Flowering plants
|
Subdivision
|
:
Angiospermae – Seed encloses plants
|
Class
|
:
Magnoliopsida – Dicotyledons
|
Order
|
:
Euphorbiales – Boxwood, Spurge, Jojoba
|
Family
|
:
Euphorbiaceae – Spurge family
|
Genus
|
: Jatropha
|
Species
|
: Jatropha
multifida
|
Popular
Name(s)
- Local name(s): Jarak Gurita (Sunda), Jarak Cina (Jawa Tengah), Balacai Batai (Ternate) [7, 8, 9, 14], Jarak Tintir, Jarak Riki [7], Pohon Yodium [8], Tanaman Betadine (Bengkulu) [15], Pinisilin (Sumedang).
- International common name(s): Coral Plant [11].
Habitat
Terestrial
Distribution/Distribusi
It’s native of tropical
and subtropical America [11].
Tanaman ini berasal dari Amerika wilayah tropis dan subtropis [11].
Tanaman ini berasal dari Amerika wilayah tropis dan subtropis [11].
Utilisation/Pemanfaatan
This plant cultivated
as an ornamental and medical plant. The following are the uses of J. mutifida as traditional medicine:
- Swelling by hit, dislocated, fracture and bleeding wounds: Wash seven fresh leaves of J. multifida, mash until it crushed, add a little bit water to form a paste. Smear the paste to affected part [8, 9].
- Bleeding wounds (fresh wound)[6, 8, 9]: apply the sap to the wounds [8, 9]. The Local people in Sumedang, use it as first aid to heal the wound. The methods are by pick the leaf stalk (Petiole) or break the stalk and the sap will come out, that is a yellow clear liquid. Then, drop the sap on the wound. It’s an effective way to dry the wound, even it a little bit poignant.
- Prevent or treat dental caries: Pound a J. multifida seed until it crashed, then pour hot water upon. After it was cold, use it as mouth-wash for 3-5 minutes. Do it routines, three times a day [8].
- In West Africa. The seeds have been used as a purgative, anthelmintic and abortifacient as well as for treating ascites, gout, paralysis and skin diseases. The seed oil of the plant has been used as an ingredient in the treatment of rheumatic conditions, itch and parasitic skin diseases. The bark and leaves are used as medicine for neurodermatitis, itchy skin and skin eczema [11].
- Bengkak terpukul, terkilir, tulang patah dan luka berdarah: Cuci 7 helai daun segar jarak cina, tumbuk sampai hancur, lalu tambahkan sedikit air sampai membentuk adonan. Borehkan adonan ke bagian yang sakit. [8, 9].
- Luka berdarah [6, 8, 9]: Oleskan getah ke bagian yang luka [8, 9]. Penduduk lokal menggunakannya sebagai pertolongan pertama untuk menyembuhkan luka. Caranya dengan memetik tangkai daunnya atau mematahkan tangkainya dan getahnya akan keluar, yaitu berupa cairan berwarna kuning bening. Kemudian teteskan getahnya tepat pada lukanya. Cara ini cukup efektif mengeringkan luka, walaupun sedikit perih.
- Mencegah atau mengobati kerusakan gigi: Tumbuk 1 butir jarak cina sampai halus lalu seduh dengan air panas. Setelah dingin gunakan air seduhan untuk berkumur selama 3-5 menit. Lakukan rutin 3 kali sehari [8].
- Di Africa Barat. Bijinya digunakan sebagai obat pencahar, anthelmintik (=obat cacing [3]), abortifasien (=obat yang menginduksi keguguran janin/embrio [3]), serta untuk mengobati asites (=sakit pada hati [3]), asam urat, kelumpuhan dan penyakit kulit. Minyak biji tanaman digunakan sebagi bahan pengobatan rematik, gatal, dan penyakit kulit karena parasit. Kulit batang dan daunnya digunakan sebagai obat neurodermatitis (=radang kulit yan berhubungan dengan gangguan emosi [3]), gatal dan eksim [11].
Pharmacology
Generally, It contains saponins (anti-inflammatory substance), flavonoid (antimicrobial), alkaloids (bacteriostatic agent), and tannin (antibacterial) [12]. Traditionally, this plant commonly used for healing wound and according to research, wound healing process involves a variety of complex mechanisms, one of them is the inflammation that stimulates the release of free radicals to destroy pathogenic microorganisms which also affects the skin cell damage. Antioxidants in J. multifida i.e phenols, flavonoids, terpenoids and alkaloids group, the supply of antioxidants to reduce cell damage [12].
Leaf: Terpenoids, fenolat acid and flavonoids [9]. Bioactive compounds in leaf extract and the sap are able to retard Staphylococcus aureus growth [1]. Combination of J. multifida gel (from leaves and stems extracts) and papaya leaves with a ratio 1: 2 may accelerate the healing of chemical burns on Rattus norvegicus [12]. The J. Multifida leaf extract increases platelet counts of M. musculus in normal thrombocytopenia conditions, with the active composition of flavonol glycosides, so this plant increases platelet counts in dengue fever patients [15].
Root: Jatrophine; used as coagulant [9].
Secara umum, tanaman ini mengandung senyawa saponin (anti inflamasi), flavonoid (antimikroba), alkaloid (Bakteriostatik), dan tannin (anti bakteri) [12]. Secara tradisional, tanaman ini biasa digunakan untuk menyembuhkan luka dan berdasarkan penelitian, proses penyembuhan luka melibatkan berbagai mekanisme yang kompleks, salah satu diantaranya adalah inflamasi yang menstimulus pelepasan radikal bebas untuk memusnahkan mikroorganisme patogen yang sekaligus berdampak pada kerusakan sel kulit. Antioksidan dalam J. multifida yaitu fenol, flavonoid, terpenoid dan alkaloid, memberi menyediakan antioksidan untuk mengurangi kerusakan sel [12].
Daun: terpenoid, asam fenolat, dan flavonoid [9]. Senyawa bioaktif dalam ekstrak daun dan getahnya menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus [1]. Kombinasi gel J. multifida (dari ekstrak daun dan batang) dan daun pepaya dengan sario 1 : 2 mampu mempercepat penyembuhan luka bakar kimia pada Rattus norvegicus [12]. Ektrak daun J. multifida meningkatkan jumlah trombosit pada M. musculus dalam kondisi trombositopenia sampai jumlah normal, dengan senyawa aktif flavonid flavonol glikosida, sehingga tanaman ini berpotensi sebagai peningkat jumlah trombosit pada penderita DBD [15].
Batang: flavonid, alkaloid, saponin, tanin [8, 9, 14]. Senyawa bioaktif pada ekstrak batang J. multifida dapat dianggap sebagai antioksidan alami dan mungkin berguna untuk menyembuhkan penyakit yang timbul akibat kerusakan oksidatif. Ini bisa menjadi potensi yang baik dalam penyembangan produk kosmetik [4]. Ekstrak batang J. multifida dapat dianggap sebagai obat herbal anti-influenza serta sumber obat mentah yang potensial untuk pengembangan senyawa anti-influenza [13].
Akar: Jatrophine; digunakan sebagai pembekuan darah [9].
Toxicity/Toksisitas
Batang: flavonid, alkaloid, saponin, tanin [8, 9, 14]. Senyawa bioaktif pada ekstrak batang J. multifida dapat dianggap sebagai antioksidan alami dan mungkin berguna untuk menyembuhkan penyakit yang timbul akibat kerusakan oksidatif. Ini bisa menjadi potensi yang baik dalam penyembangan produk kosmetik [4]. Ekstrak batang J. multifida dapat dianggap sebagai obat herbal anti-influenza serta sumber obat mentah yang potensial untuk pengembangan senyawa anti-influenza [13].
Toxicity/Toksisitas
The J. Multifida at 12.5% dose affect the mortality of Plutella xylostella, the
number of pupae, and the damage level of mustard leaves. So, it has the potential of a natural pesticide. Secondary metabolite compounds such as Flavonoids, terpenoids and alkaloids, known as compounds that protect the plant from pest and plant diseases, particularly in vegetables [15].
Ektrak batang jarak cina pada dosis 12,5 % berpengaruh pada mortalitas Plutella xylostella, jumlah pupa, dan tingkat kerusakan daun sawi. Sehingga berpotensi sebagai pestisida alami. Kandungan senyawa metabolit sekunder tanaman
seperti flavanoid, terpenoid dan alkaloid
diketahui sebagai senyawa yang melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit tumbuhan, khususnya pada sayuran [15].
References
- Anggita, D., Abdi, D. A., and V. Desiani. 2018. Efektifitas Ekstrak
Daun dan Getah Tanaman Jarak Cina (Jatropha
Multifida L.) Sebagai Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro. Window of Health 1 (1).
- Destri, Ch., Sudiana, I., K., and J. 2017. Nugraha.Potensi
ekstrak Jatropha multifida terhadap
ekspresi VEGF aphthous ulcer Rat
norvegicus. Jurnal
SainHealth 1(2)
- Farmasi Id. Kamus Farmasi. Accessed on 7 March 2019.
- Fitria, A., Suparmi, Upziah, D., dan S. L. W. Lestari. 2016. Studi studi aktivitas dan analisis kandungan
senyawa antioksidan batang Jatropha
multifida L. Jurnal ilmiah Farmasi 12 (2).
- Franyoto, Y. D., Kusmita, L., Mutmainah, and R. D. Angrena. 2018. Total flavonoid content and formulation
antioxidant cream stem of Jatropha multifida L. Journal of Physics: Conf. Series 1025(2018) 012130.
- Gardjito, M., Harmayani, E., dan K. I. suhardjono. 2018. Jamu: Pusaka Penjaga Kesehatan Bangsa-Asli Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
- Gomes, D. J. Julio. 2016. Petunjuk Praktik Budidaya Jarak Pagar (Jarthopa curcas) dan Proses Pengolahan Minyak. Malang: Universitas Brawijaya Press.
- Hariana, A. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
- Hidayat, S., dan R. M. Napitupulu. 2005. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo (Penebar Swadaya Grup.
- Irawati, L., Suryadarma and M. S. Suhartini. 2017. The Effect of Jarak Cina Rod (Jatropha multifida Linn) as Botanical Pesticide for Plutella xylostella Pest Control on
Mustard Plants (Brassica juncea L.). Jurnal Prodi Biologi 6 (6).
- National Park Singapore. Jatropha multifida. Accessed on 6 March 2019.
- Okarisman, H., and S. N. N. Makiyah. 2012. The Influence of Jatropha multifida and Leaves of
Carica papaya Extract Combination Gel toward Chemical Burn Injury Healing on
Rat. Mutiara Medika 12 (1).
- Shoji, M., Woo, S., Masuda, A., Win, N. N., Ngwe, H., Takahashi, E., Kido, H., Morita, H., Ito, T., and T. Kuzuhara. 2017. Anti-influenza virus activity of extracts from the stems of Jatropha multifida Linn. collected in Myanmar. BMC Complementary and
Alternative MedicineBMC series – open, inclusive and trusted 17:96
- Suharmiati and L. Handayani. 2015. Ramuan Tradisional untuk Keadaan Darurat di Rumah. Depok: PT. AgroMedia Pustaka.
- Sundaryono, A., Firdaus, M. L., Firdaus, S., dan B. Karyadi. 2016. Potensi Ekstrak Daun Tanaman Betadine untuk Meningkatkan Jumlah Trombosit Penderita DBD melalui Uji terhadap M. musculus. Seminar Nasional Pendidikan Sains.
Comments
Post a Comment