Skip to main content

Otodidak B. Inggris


 Otodidak B. Inggris

Bagaimana belajar B. Inggris tanpa guru?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, mungkin kita punya beberapa alasan untuk belajar B. Inggris sendiri atau disebut dengan otodidak. Ada yang mungkin karena memang hobinya ngulik, iseng belajar, ngisi waktu luang, udah lulus sekolah atau kuliah tapi masih kurang PD dengan Englishnya atau mungkin karena keuangan (ya maunya kursus tapi sayang uang, atau gak punya uang lebih tepatnya hehe).
O.k... o.k... apapun alasannya,
 kamu gak sendiri
 iya kamu... hehe
 kamu bukan satu-satunya orang di satu jagat ini yang ingin belajar inggris tapi otodidak.
Begitupun si aku ini juga sama-sama lagi belajar.
Ini adalah beberapa hal yang saya lakukan, saat saya ingin meningkatkan kemampuan bahasa inggris dengan belajar sendiri. 

Pertama
Tekad/Niat yang kuat.
Kenapa dengan tekad?
 Ini adalah modal awal. Kalo tekad kita kuat bisa cepat belajar.
Ibaratnya dalam bahasa sunda Lamun keyeng pasti pareng. Kurang lebih artinya seperti di mana ada kemamuan di situ ada jalan.
Untuk memperkuat tekad ini kita butuh motivasi. Misalnya ingin meningkatkan kualitas diri jadi bisa beradaptasi dengan jaman yang makin ketat persaingannya. Jangan jauh-jauh deh sebentar lagi kita (Indonesia) mau MEA. Penguasaan skill di bidang yang didalami akan lebih baik jika ditunjang dengan komunikasi dalam B. Inggris yang baik pula.
Wah... wah.. kesannya terlalu serius ya? Ya memang harus serius kalo mau bisa. Itulah tekad.  
Kalo untuk saya, ada satu cuplikan dari satu film anak negeri yang sangat terkenal tentang salah seorang mahasiswa Indonesia bernama Rangga yang menuntut ilmu di Benua Biru (Eropa) didampingi istrinya, Hanum. Yupzz, ‘99 Cahaya di Langit Eropa’’. Di sana ada satu adegan saat temannya Rangga (Khan) saat masih kecil sedang belajar B. Inggris dengan ayahnya dan mengalami kesulitan. Ini adalah cuplikan percakapannya, yang menurut saya sangat memotivasi untuk belajar bahasa Inggris.

“Ayah, sulit sekali ayah. Aku tidak bisa menguasai bahasa Inggris ini.’’
“Ayah mengerti. Memang tidak mudah, tapi pasti kau bisa. Yang terpenting adalah tekad di hatimu. Tekad yang besar akan membantumu memahami ilmu pengetahuan itu”.
“Tapi ayah...”
“Bahasa Inggris adalah jalan bagimu untuk melihat dunia yang lebih luas dan mendapatkan ilmu yang bisa kau gunakan untuk negeri ini”

Kedua 
Yang selanjutnya ini adalah cara yang saya lakukan (a la admin) atau dalam bahasa Sunda prak-prakanna :

1.   Usahakan untuk terus menambah kosa kata tiap hari.
Tentunya di sini kita butuh kamus. Kalo yang ga mau ribet karena berat dan sebagainya sekarang banyak aplikasi kamus entah itu buat komputer atau HP yang pasti lebih praktis. Walapun lebih disarankan pake kamus aja. Untuk saya sendiri, kata  yang diterjemahkan dengan kamus biasanya keinget terus daripada dengan aplikasi. Entah itu sugesti, tapi itu cuma pengalaman pribadi.
Selanjutnya tinggal digunakan.
Caranya :
Cara paling enak adalah dengerin lagu favorit tentunya dalam B. Inggris, pelajari liriknya dan terjemahkan (manual ya... terjemahkan sendiri). Kalo udah, hasil terjemahannya bisa kita bandingkan dengan hasil terjemahan yang sudah bagus, bisa dicari di internet salah satunya di website terjemah-lirik-lagu-barat.blogspot.co.id/
Kenapa?
Karena, menerjemahkan bahasa Inggris bukan hanya perkata, di dalamnya ada idiom. Biasanya yang sudah mahir kata-katanya jadi lebih “bunyi” nggak rancu. Tinggal check  gimana hasilnya, kalo masih ada salah-salah ya ga apa-apa, namanya juga belajar.
Setelah itu, perhatikan setiap kata dan tulis kosa kata barunya, boleh ditulis lagi dibuku khusus atau dibikin kartu (satu kata-satu kartu). Kalo perlu dinomori biar kita tahu progressnya, berapa kosa kata baru yang kita dapat.
Boleh juga dengan nonton film, dengan subtitlenya ganti ke B. Inggris. Ini sering banget disaranin guru-guru yang ngajar B. Inggris. Untungnya belajar dari film ini, kita juga bisa tahu dialek, cara baca, dan kalimatnya yang benar seperti apa. Bahkan kita juga tahu bahasa gaulnya (slank).  Yang perlu jadi catatan, english itu ada yang british dan juga american. Keduanya terdapat beberapa perbedaan dari ejaan (coulor–british dan color-american), kosa kata (football-british dan soccer-american) cara baca dan dialeknya juga sedikit beda. Tapi untuk awal tidak perlu ambil pusing, yang penting belajar terus karena persamaannya lebih banyak daripada perbedaannya. Walaupun, untuk lebih bagusnya dibiasakan untuk english british lebih dulu. Salah satu contoh film yang british misalnya Harry Potter. Lama kelamaan, kalo telinganya udah biasa, kita bisa jadi ga sadar kalo belum pake subtitle pas noton. Nah berarti kemampuan kosa kata dan listening nya udah ningkat.
Perlu diingat juga pemilihan filmnya ya, harus pinter-pinter memfilter, secara budaya barat beda sama timur. Atau kalo yang udah kuliah bisa minta referensi film yang bagus sekaligus minta filmnya hehe ke temennya yang di jurusan B. Inggris. Mereka kadang dapet film dari dosennya buat dianalisis. Contohnya yang saya dapet dari mereka yaitu Flipped, dan English Vinglish (film india), walupun keduanya american english. Beberapa film yang recommended yaitu October Sky, Chappie, Helen, Interstellar, Pursuit Happyness, The Lord of The Ring dsb. Tergantung selera filmnya masing-masing.
Kalo cara lainnya yang lebih sitematik adalah dengan membuat pengelompokan benda, misalnya benda-benda yang ada di dapur, di ruang tamu, kemudian buat kartu vocabnya. Atau perhatikan hal disekitar kita coba deskripsikan dengan bahasa inggris. Di saat itulah, kadang kita akan tahu beberapa kata yang belum bisa terjemahkan ke B. Inggris. Tulis kata tersebut dan buatkan kartunya.  
Penambahan kata ini tidak harus banyak-banyak, yang penting konsisten. Tapi kalo konsisten dan beberapa kata per hari, tentunya lebih baik lagi. :-P
Misalnya tiga kata per hari. Walapun satu hari tiga kata, sebulan sudah 90 (3@30hari) kosa kata baru, setahun berarti?  Kalo kebanyakan bisa dikurangi dua kata per hari. Kalo belum bisa satu saja cukup. Kalo satu juga belum bisa, kebangetan dah :D.

2.   Gunakan buku atau aplikasi.
Nah loh? Tetep aja ngemodal.
Segala sesuatu butuh pengorbananan. Tapi, ini bisa diminimalisir. Biasanya beberapa tempat les cukup mahal bisa mencapai jutaan. Tapi kalo buku, banyak buku murah dan bekualitas yang rangenya masih 100.000 ke bawah. Atau bisa juga bisa beli buku bekas. Biasanya kalo buku lebih spesifik. Tinggal kita pinter pilihnya, tujuannya buat mempelajari apa? untuk pemula kah? atau untuk test seperti toefl atau IELTS?
          Di zaman yang serba canggih ini banyak sekali aplikasi untuk PC maupn smartphone yang membantu mempelajari B. Inggris. Tinggal klik muncul apa yang kita mau. Ada yang berbayar, ada juga yang gratisan.
Keduanya bisa membuat kita belajar lebih terarah.

3.   Internet
Kalo dirasa buku terlalu mahal, kita bisa pergi ke warnet atau cari wifi yang gratisan dan mulai browsing situs-situs yang fokusnya untuk belajar inggris. Salah satu rekomendasi admin adalah British council.
Di situ kita benar-benar tidak merasa sendiri, banyak orang dari berbagai belahan dunia dari pemula sampai yang sudah ahli, dari anak-anak sampai profesional sama-sama belajar di sana. Materi-materi yang disajikan dikelompokan ke dalam beberapa kelompok kids, teens dan learning secara umum. Ada video, podcast, dilengkapi dengan support transcript dan latihan soalnya juga. Buat yang punya smartphone bahkan ada beberapa aplikasi yang bisa didapat secara gratis. Lebih lengkapnya coba kunjungi situsnya learnenglish.britishcouncil.org/

4.   Pengamalan/pengaplikasian
Cara terakhir ini bisa dilakukan di antaranya dengan mengajarkannya.
Loh ko?
Iya ini serius lohhhh heheh saya juga gitu.
Mungkin kita memang sedang belajar, namun dengan mengajarkannya kembali akan semakin membantu kita memahami B. Inggris dengan lebih baik. Tidak perlu yang susah-susah, kita bisa mengajarkan B. Inggris dasar pada adik, keponakan, siapa saja terserah. Atau sharing ke teman-teman. Sekalian kita meriview. Dengan membantu, kita juga pasti dimudahkan belajar. Intinya, siapa yang ingin dipermudah, mudahkanlah urusan orang lain. Dan seperti apapun pengaplikasiannya yang penting diaplikasikan.
 Itulah yang saya lakukan untuk ngeboost kemampuan B. Inggris saya dengan belajar sendiri. Nantinya, kita mungkin akan berada di titik jenuh, saya pun pernah merasakannya. Tapi, ada satu kalimat yang bisa menampar kita saat kita malas belajar. 
 “Siapa yang tak tahan lelahnya belajar, akan menanggung pahitnya kebodohan’’ -Imam Syafi’i
Semoga bermafaat dan selamat belajar.
    

Comments

Popular posts from this blog

Thrips (Gynaikothrips uzeli), Weeping Fig (Ficus benjamina) Pest, Hama Beringin

This is thrips, one of Weeping Fig ( Ficus Benjamina )   pest. It causes damage to the leaves. The leaves roll and curl, the outer part of the leaf (lower epidermis) shows black and yellow spots. Most of these insects live with their translucent white larvae and eggs on the inside of the leaves. But, some are laying eggs on the outside of the leaves (as in the picture). Ini adalah thrips, salah satu hama pada beringin ( Ficus Benjamina ) . Hama ini menyebabkan kerusakan pada daun. Daun menggulung dan keriting, bagian luar daun (epidermis bawah) terlihat bercak-bercak hitam dan menguning. Kebanyakan serangga ini tinggal bersama larva dan telurnya yang berwarna putih transulen pada bagian dalam daun. Tapi, ada pula yang bertelur pada bagian luar daun (seperti pada gambar).  The causing the leaves to curl inward or fold into the pocket are th e adults feed on the upper surface of young expanding leaves (Mannion et al, 2006). It will create a safe environment for adults t

Golden Tortoise Beetle, Kepik Emas, Bolokotono (Aspidomorpha sanctaecrucis), in Sumedang, West Java, Indonesia

Aspidomorpha sanctaecrucis This is  Aspidomorpha sanctaecrucis , commonly known as Golden Tortoise Beetle.  It's similar in Bahasa, mostly Indonesia people called it as Kepik emas or Kumbang Kura-kura Emas (kepik/kumbang=beetle; Kura-kura; tortoise; emas=golden). Maybe because of they're golden and shine colour, just like a golden and also the dorsal (upper side) form looks like tortoise shell (carapace). But, the local name (Sumedang; Sundanese) is totally different, that is Bolokotono. Even me as Sundanese, I don't know, why it's called Bolokotono? If you search Bolokoto in your search engine, it refers to a song, the title is Bolokotono, but the song isn't about the beetle, it is about someone.  Ini adalah  Aspidimorpha sanctaecrucis , secara umum dikenal sebagai Golden Tortoise Bettle. Namanya sama dalam Bahasa, kebanyakan orang-orang menyebutnya sebagai Kepik emas atau  Kumbang Kura-kura Emas. Mungkin karena warnanya emas dan bersinar, seperti hal

Water Clover, Semanggi, Semanggen (Marsilea minuta L.)

This is Water Clover ( Marsilea minuta L.). The local people (Sumedang, West Java; Sundanese) called it "Samanggen", but mostly Indonesian called it "Semanggi". At a glance, it looks like "Creeping Woodsorrel" ( Oxalis corniculata ), even their local names are also the same i.e semanggi. But, both are totally different. Water Clover ( Marsilea minuta L.) is an aquatic fern (Pteridophyta). Conversely, Creeping Woodsorrel ( Oxalis corniculata ) is a terrestrial seed plant (Spermatophyta). Additionally, Water Clover ( Marsilea minuta  L.) is also bigger than Creeping Woodsorrel ( Oxalis corniculata )  Ini adalah Semanggi Air ( Marsilea minuta  L.). Penduduk sekitar (Sumedang, Jawa Barat; Sunda) menyebutnya Semangen, tapi sebagian besar orang Indonesia menyebutnya "Semanggi". Sekilas, tumbuhan ini mirip dengan Semanggi/Daun Asam Kecil ( Oxalis corniculata ), bahkan nama lokanyapun sama Semanggi. Tapi, sebenarnya keduanya sangat berbeda. S
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...