Skip to main content

Menjawab Tiga Pertanyaan dengan Satu Tamparan


Menjawab Tiga Pertanyaan dengan Satu Tamparan



‘’Menjawab tiga pertanyaan dengan satu tamparan?

‘’Ko dengan tamparan sih?

‘’Anarkis banget

‘’Emang pertanyaan kaya gimana, sampai harus dijawab dengan tamparan?

Ok... calm down...

Sebenarnya materi ini adalah salah satu materi yang disampaikan salah satu Ustadz saat saya di pesantren dulu. Awalnya saya juga mengerutkan kening tapi setelah mendengar penjelasannya  saya juga mengerti. Karena pertanyaannya adalah pernyataan mendasar tapi kadang sulit menjelaskannya. Seperti apa pertanyaannya? Here we go... 
  1. Alah dimana?  
  2. Setan terbuat dari api. Neraka itu api. Tapi setan ko disiksa di neraka? Jadi, bagaimana setan merasa sakit di neraka?   
  3.  Apa itu takdir?

Semua dapat dijawab dengan satu tamparan

1.   Analogi tamparan. Jika kita ditampar tentu kita akan merasa sakit. Maka kita dapat menjawab pertanyaan Allah itu di mana dengan satu tamparan.  
Logikanya
Perbandingan
Pertanyaan
Jawaban
Penjelasan
Tamparan = sakit
Sakit
Terlihat tidak?
Tidak
Sakit tidak terlihat, hanya kita yang  bisa merasakan
Allah
Tidak
Allah pun tidak terlihat karena mukholafatul lilhawaditsi (berbeda dengan makhluk-Nya)
Sakit
Terasa tidak?
Ya
Sakit itu terasa, sebagai efek dari saraf kita yang masih berfungsi dengan baik
Allah
Ya
Kita akan merasa tenang jika mendengar asmaNya.
Allah memang tak terlihat, namun kita dapat merasakan rahmat, berkah, dan ni’matNya

Sama seperti halnya tamparan, rasa sakitnya terasa tapi rasa sakit itu tidak terlihat. Begitupun dengan Allah. Kita mungkin tidak tahu Allah di mana karena Allah tak terlihat, namun kita dapat merasakan bahwa Allah itu ada. Ada di mana pun. Bukan karena Allah banyak. Allah itu Esa. Namun karena mukholafatul lilhawaditsi (berbeda dengan makhluk-Nya).

2.  Karena tamparan menghasilkan rasa sakit, kita dapat menjawab pertanyaan selanjutnya kenapa setan  merasa sakit di neraka?

Logikanya
Perbandingan
 Efeknya
Tamparan = sakit
Tamparan
Ada kontak antara kulit dengan kulit
Menghasilkan rasa sakit
Siksa setan di neraka
Ada kontak antara neraka (api) dan setan (api)

Jadi apakah setan merasa sakit di neraka?

Anda dapat menyimpulkan sendiri.

3.  Lalu pertanyaan selanjutnya. Apa itu takdir?

Hari ini kamu ditampar.

Itulah takdir.

 Wallahu A'lam Bishawab




Comments

Popular posts from this blog

Thrips (Gynaikothrips uzeli), Weeping Fig (Ficus benjamina) Pest, Hama Beringin

This is thrips, one of Weeping Fig ( Ficus Benjamina )   pest. It causes damage to the leaves. The leaves roll and curl, the outer part of the leaf (lower epidermis) shows black and yellow spots. Most of these insects live with their translucent white larvae and eggs on the inside of the leaves. But, some are laying eggs on the outside of the leaves (as in the picture). Ini adalah thrips, salah satu hama pada beringin ( Ficus Benjamina ) . Hama ini menyebabkan kerusakan pada daun. Daun menggulung dan keriting, bagian luar daun (epidermis bawah) terlihat bercak-bercak hitam dan menguning. Kebanyakan serangga ini tinggal bersama larva dan telurnya yang berwarna putih transulen pada bagian dalam daun. Tapi, ada pula yang bertelur pada bagian luar daun (seperti pada gambar).  The causing the leaves to curl inward or fold into the pocket are th e adults feed on the upper surface of young expanding leaves (Mannion et al, 2006). It will create a safe environment for adults t

Golden Tortoise Beetle, Kepik Emas, Bolokotono (Aspidomorpha sanctaecrucis), in Sumedang, West Java, Indonesia

Aspidomorpha sanctaecrucis This is  Aspidomorpha sanctaecrucis , commonly known as Golden Tortoise Beetle.  It's similar in Bahasa, mostly Indonesia people called it as Kepik emas or Kumbang Kura-kura Emas (kepik/kumbang=beetle; Kura-kura; tortoise; emas=golden). Maybe because of they're golden and shine colour, just like a golden and also the dorsal (upper side) form looks like tortoise shell (carapace). But, the local name (Sumedang; Sundanese) is totally different, that is Bolokotono. Even me as Sundanese, I don't know, why it's called Bolokotono? If you search Bolokoto in your search engine, it refers to a song, the title is Bolokotono, but the song isn't about the beetle, it is about someone.  Ini adalah  Aspidimorpha sanctaecrucis , secara umum dikenal sebagai Golden Tortoise Bettle. Namanya sama dalam Bahasa, kebanyakan orang-orang menyebutnya sebagai Kepik emas atau  Kumbang Kura-kura Emas. Mungkin karena warnanya emas dan bersinar, seperti hal

Water Clover, Semanggi, Semanggen (Marsilea minuta L.)

This is Water Clover ( Marsilea minuta L.). The local people (Sumedang, West Java; Sundanese) called it "Samanggen", but mostly Indonesian called it "Semanggi". At a glance, it looks like "Creeping Woodsorrel" ( Oxalis corniculata ), even their local names are also the same i.e semanggi. But, both are totally different. Water Clover ( Marsilea minuta L.) is an aquatic fern (Pteridophyta). Conversely, Creeping Woodsorrel ( Oxalis corniculata ) is a terrestrial seed plant (Spermatophyta). Additionally, Water Clover ( Marsilea minuta  L.) is also bigger than Creeping Woodsorrel ( Oxalis corniculata )  Ini adalah Semanggi Air ( Marsilea minuta  L.). Penduduk sekitar (Sumedang, Jawa Barat; Sunda) menyebutnya Semangen, tapi sebagian besar orang Indonesia menyebutnya "Semanggi". Sekilas, tumbuhan ini mirip dengan Semanggi/Daun Asam Kecil ( Oxalis corniculata ), bahkan nama lokanyapun sama Semanggi. Tapi, sebenarnya keduanya sangat berbeda. S
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...