Skip to main content

Belajar Keunikan Makhluk Hidup Bersama Ali Sang Petualang Dunia Paralel dan Pa Gun, Guru Biologinya (Part 1)

Serial Petualangan Bumi  Tere Liye
Seri Petualangn Bumi

Oke sebelumnya ada yang pernah membaca buku Petualang Seri Bumi? Merupakan cerita fiksi fantasi karyanya Bang Tere Liye. Tentu kalau sudah membacanya pasti tidak asing lagi dengan Ali, salah satu tokoh dalam cerita tersebut, sahabat Raib dan Seli. Sang biang onar dengan rambut acak-acakannya. Ini penjabaran tokoh Ali dikutip di cover buku Matahari.

Namanya Ali, 15 tahun, kelas sepuluh. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.
Yups, Ali seorang genius. Tak akan seru rasanya petualangan mereka di dunia paralel tanpa Ali, yang kerap menjadi otak dalam setiap petualangan. Nah, dalam setiap petualangannya, menemukan hal asing yang tak mereka temukan di bumi. Saat seperti itu Ali sering mempunyai  penjelasan berbagai hal pada teman-temannya menggunakan analogi makhluk hidup atau hanya sekedar infomasi saja, tentu disampaikan secara santai sebagaima Khasnya ALI.

Tapi memang gaya santai Ali dalam menjelaskan kadang membuat bingung teman-temannya apakah yang diucapkan Ali benar atau tidak. Seperti kata Raib, "Aku tidak tahu apakah Ali serius atau mengarang. Apa yang dikatakan Ali kadang terlalu sederhana untuk dibantah, dan sebaliknya kadang terdengar terlalu sederhana untuk menjelaskan permasalahan rumit."


Selain Ali, ada satu tokoh lagi yang sering menjelaskan betapa uniknya makhluk hidup. Ia adalah Pa Gun, beliau adalah seorang guru biologi yang berusia lima puluh tahun, salah satu guru senior. Namun, dalam menjelaskan selalu punya cara unik sehingga muridnya antusias memperhatikan pelajarannya.


Pada bagian pertama ini kita membahas fakta-fakta unik makhluk hidup dari tiga buku yaitu Bumi,  Bulan, dan Matahari. Dan berikut fakta-fakta unik tentang mahkluk hidup yang disampaikan Ali dan Pa Gun.

1. Bumi
Ini tanggapan Ali saat ditanya mengapa orang-orang tertentu memiliki kekuatan, seperti Raib yang bisa menghilang atau Seli yang mengeluarkan petir.

"Jawabannya, karena orang-orang tersebut mewarisi gen istimewa di tubuhnya. Sama seperti hewan atau tumbuhan, yang memiliki kemampuan spesial agar bisa bertahan hidup, atau untuk tetap superior." 
[6]
"Misalnya, hewan bunglon di dunia kami, bisa berganti warna kulit menyesuaikan lingkungan di sekitarnya, mimikri, sehingga terlihat seolah bisa menghilang. Atau salah satu jenis salmander bisa melakukan regenerasi memperbaiki jaringan otak, jantung apalagi hanya kakinya. Atau seekor rusa yang tanduknya patah, bisa menumbuhkan kembali tanduk seberat 23 kilogram hanya dalam waktu dua belas minggu. Bukankah bagi orang-orang yang tidak tahu, fakta itu termasuk kemampuan yang tidak masuk akal." [6]
"Padahal itu simpel, karena mereka memang memiliki gen spesial. Coba lihat, cecak bisa merambat di dinding karena telapak kakinya didesain sedimikan rupa. Belut listrik bisa menyengat karena dilengkapi sistem listrik. Bahkan ikan buntal, blowfish, yang kecil dan menggemaskan, bisa tiba-tiba membesar berkali-kali lipat dari ukurannya karena memiliki desain pertahanan tersebut saat meresa terancam, lengkap dengan duri-duri tajamnya." [6]

2. Bulan
Penjelasan Pa Gun tentang Belut Listrik (Electrophus electricus). 

"Electrophus electricus atau disebut juga electric eel adalah belut listrik yang menghasilkan sengatan listrik hingga 600volt.  Bagi hewan-hewan lain, sengatan listrik sebesar itu ibarat petir kecil yang mematikan. Satu barterai hanya mengandung tegangan listrik 1,5 volt. Jadi belut ini kira-kira memiliki 400 baterai. Bayangkan rangkaian 400 baterai itu,  seekor belut bisa membuat terang bederang satu rumah. Bayangkan kalian disengat listrik tegangan 600 volt dalam hitungan detik. Itulah sambaran petir yang dikeluarkan belut, Itulah pula pertahanan terbaik bagi seekor belut listrik. Banyak makhluk hidup memiliki mekanismenya sendiri untuk bertahan hidup di alam liar. Ada yang mampu melakukan mimikri, menyatu dengan warna sekitarnya, seperti bunglon, seolah hilang. Ada yang bisa bernapas di darat sekaligus di air. Belut ini bisa mengeluarkan petir. Hanya kelompok belut Electrophus electricus yang bisa menghasilkan listrik signifikan." [7]

Dan ini penjelasan Ali saat temannnya ada yang bertanya bagaimana belut itu bisa mengeluarkan listrik dalam air, dan bagaimana juga kalau listriknya menyetrum tubuhnya sendiri.


"Karena belut itu mewarisi kode genetik yang memungkinkan dia mengeluarkan listrik. Tujuh per delapan tubuh belut adalah ekornya. Di bagian ekor itu terdapat baterai-baterai kecil berupa lempengan-lempengan kecil yang horizontal dan vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari lima ribu buah. Tegangan listrik tiap baterai itu kecil tetapi jika semua baterai dihubungkan secara berderet atau seri, akan diperoleh tegangan listrik hingga 600 volt. Dari susunan baterai kecil itulah belut bisa mengeluarkan listrik. Belut listrik jelas memiliki mekanisme untuk tidak tersengat oleh listriknya sendiri di dalam air. Lebih mudah lagi menjelaskan soal itu, seperti penangkal petir di atas rumah." 
[7]

Hewan lainnya.

"Tentu saja mereka bisa melesat cepat dalam gelap. Itu karena salamander dan cerpelai hewan nokturnal, aktif pada malam hari." 
[7]

 3. Matahari
Penjelasan Ali saat Ia dan sahabat-sahabatnya berada di sebuah ruangan di Klan Bintang dan metode menghilang tidak berpengaruh untuk bersembunyi dari kelelawar.

"Flying fox, di dunia kita, hewan ini disebut kelelawar, kalong. Hewan ini bahkan bisa melihat serangga sekecil jarum dalam gulita malam. Mereka tidak butuh mata untuk melihat, mereka melepaskan suara, yang memantul, echolocation, memberitahukan posisi mangsa." [8]


Eksperimen rekayasa genetika Ali

"Masih ingat penjelasan tentang belut yang bisa mengeluarkan listrik, Ra?..."
"Di tangan Seli ada ratusan juta batera berbentuk sel-sel organik. Saat baterai itu terhubung secara seri, Seli bisa melepaskan petir. Seli memiki baterai itu, karena tubuhnya mewarisi desain yang memungkinkan hal itu. Dia punya kode genetiknya. ... yang kemudian memberi ide... Yang membuatku melakukan sebuah eksperimen kecil"
"Aku menyuntikan sesuatu ke dalam lengan. Kode genetik kalian berdua."
"...Kode genetik juga ada di rambut, dan itu bisa ditemukan di meja sekolah kalian. Aku mengekstraksi rambutmu dan Seli..." [8]

Itu dia beberapa fakta unik tentang makhuk hidup yang disampaikan oleh Ali dan Pa Gun di Buku Seri Petualangan Bumi (Bumi, Bulan, Matahari).

Dari buku ini, kita tidak hanya membaca cerita fiktif tapi berbagai fakta makhluk hidup. Iya mungkin, ada yang satu pemikiran dengan Raib atau lebih jauh berpikir mungkin beberapa hal memang fiktif. Untuk itu kita coba fact check yah.


FACT CHECK

Kita bahas satu persatu yang genksss

  • Gen
Gen (Wikipedia)
Gen merupakan daerah DNA yang menyandikan urutan asam amino dalam protein. Bahasa gen diterjemahkan menjadi bahasa protein: urutan nukleotida tertentu menentukan urutan asam animo dalam protein, memberi tahu protein sifat dasarnya [17]. Gen kemudian yang menjadi penentu sifat makhluk hidup yang beraneka ragam dengan keistimewaannya masing-masing.

Dalam perkembangannya, gen kemudian direkayasa agar sesuai dengan sifat yang diinginkan. Misalnya yang paling familiar adalah E.coli yang tidak mampu menghasilkan insulin, direkayasa sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan insulin. 

Ini pulalah yang menjadi inspirasi pada film-film fiksi ilmiah seperti halnya film-film besutan marvel, atau seperti halnya Ali yang menyuntikan DNA Raib dan Seli, sehingga bisa memiliki kemampuan layaknya Raib dan Seli. 

Ya walaupun, pada praktiknya, untuk rekayasa genetika manusia masih banyak menuai kotroversi. Hal ini karena berbagai hal pertama metode yang dilakukan yaitu manusia sebagai objek penelitian, juga adanya kekhawatiran bahwa ini akan merusak genetik manusia yang mungkin diturunkan pada generasi selanjutnya [13]. Kembali lagi pada etikanya, di Islam saja tindakan operasi plastik untuk kecantikan saja dilarang apalagi mengotak-atik genetikanya. (Buat teman-teman biologi mungkin akan teringat kuliah bioetika, kasusnya mirip seperti kloning manusia). 

Kenyataannya, beberapa rekayasa genetika pada manusia pernah dilakukan dan sebatas untuk tujan kesehatan. Diantaranya salah seorang peneliti China benama He Jiankui mengklaim telah berhasil memodifikasi susunan gen pada bayi kembar yang kebal terhadap HIV. Tentunya ini disambut dengan berbagai tanggapan [13].


"Di dalam anak itu nyaris tidak ada yang bisa dihasilkan dari kemampuan melindunginya dari HIV, dan justru mengekspos anak itu kepada suatu risiko keamanan yang tidak ketahui," tanggapan Musunuru, salah satu peneliti [13].

  • Bunglon
Peubahan Warna Bunglon
Bunglon (Mahbub untuk Tempo)
Secara umum perubahan warna terjadi karena hewan mempunyai kromatofor pada kulitnya. Kromatofor adalah sel yang mengandung pigmen. Di bawah kendali endokrin kromatofor dapat mengubah penyebaran pigmen pada sel pigmen (terkumpul atau tersebar) dalam ukuran menit atau detik. Mekanisme ini berbeda pada setiap spesies hewan [4].

Sekolompok ilmuan meneliti Bunglon Panther yang berasal dari Madagaskar. Kemampuan bunglon dalam mengubah warna kulitnya ini bergantung pada cahaya dan suasana hatinya. Para ilmuan menemukan bunglon memiliki dua lapisan di sel iridofor, sel penghasil pigmen dan bertugas memantulkan cahaya. Sel iridofor ini mengandung nanokristal. Nanokristal pada kulitnya memantulkan cahaya dan perubahan ruang antar kristal yang juga akan mengubah cahaya yang akan dipantulkan ke mata kita [1, 16]. 

Pada saat santai, nanokristal berdekatan dan mengeluarkan gelombang warna pendek seperti biru. Sebaliknya saat bersemangat, nanokristal berjauhan dan mengeluarkan gelombang warna panjang seperti kuning, jingga, atau merah [1, 16].
  • Salmander
Axolotl
Axolotl (Trisusilowaty, 2016 untuk National Geographic)
Hewan ini berasal  dari Mexico City [15]. Axolotl merupakan hewan pekerja keras, ia mampu meregenerasi anggota tubuh yang hilang mulai dari ekor, otak, jantung, hingga rahang bawah. Kemampuan regnerasi axolotl menjadikannya subjek penelitian favorit bagi para ilmuwan.

James Monaghan, seorang ahli biologi di Boston Northeastern University mengungkapkan, jika axolotl mengalami kelumpuhan di bagian belakang, mereka dapat mengembalikan fungsi kakinya.

"Mereka mampu menciptakan seluruh neuron baru dan penghubung baru yang memungkinkannya menggunakan kaki mereka kembali. Ini benar-benar salah satu contoh pemulihan yang sangat luar biasa," kata Monaghan. [11].
  • Tanduk Rusa
Rusa (wikipedia)
Seekor rusa dapat membuang kemudian menumbuhkan kembali tanduk mereka dengan besar dan teratur. "Tanduk yang dapat tumbuh kembali merupakan salah satu regenarasi yang paling ekstrem," jelas Monaghan. Rusa dapat menumbuhkan kembali tandukknya yang seberat 27 kilogram dalam kurun waktu tiga bulan saja.

Monaghan menjelaskan bahwa mamalia memilki kemampuan regenerasi yang lebih baik dari apa yang kita kira sebelumnya. Contoh lainnya terjadi pada kelinci  yang dapat meregenerasi cuping teliganya, kelelawar yang dapat meregenerasi bagian sayap mereka, tikus berduri dengan cepat meregenerasi kulit dan memperbarui lubang di telinga mereka [11].
  • Belut Listrik
Belut Listrik
Belut Listrik (Johnson, 2019 dalam Encyclopedia Britannica)
Pembentukan  arus listrik (elektrogenesis) dapat terjadi pada semua sistem reseptor, tetapi pelepasan arus listrik oleh afektor hanya ditemukan pada beberapa jenis ikan. Arus listrik pada ikan dihasilkan oleh organ elektrik. Organ elektrik yang paling terkenal adalah yang terdapat pada belut listrik dari Sungai Nil, Electrophorus electricus. Apabila merasa terancam, hewan ini akan menghasilkan dan melepaskan arus listrik yang besarnya mencapai 750 volt sehingga dapat membunuh hewan lain yang besarnya hampir sama dengan ukuran tubuh manusia dewasa [4].

Organ ini tersusun atas unit fungsional berupa lempengan tipis seperti wafer, yang disebut elektroplak atau elektrosit atau plak. Setiap unit plak merupakan badan mioneural, hasil modifikasi dari sel otot atau kadang-kadang dari sinaps antara saraf atau otot atau dari ujung akson. Badan mioneural ialah bangunan/struktur yang memiliki sifat seperti saraf dan otot atau mengandung komponen saraf dan otot. Setiap plak mempunyai dua sisi yang sifatanya berbeda. Sisi yang satu menghadap ke arah ekor, mampu menanggapi rangsang (rangsangan listrik dan saraf), dan dinamakan innervated face. Sisi yang lain menghadap ke arah kepala dan tidak mampu menangapi rangsang, yang disebut non innervated face. Jumlah plak yang dimiliki hewan bervariasi, tergantung pada jenis dan ukurannya [4].

Apabila plak menerima rangsang, sisi non innervated face tidak terpolarisasi sehingga sisi depan plak tetap bermuatan positif (dengan potensial +84 mV pada sisi luar membran). Sementara itu, membran sisi innervated face terdepolarisasi dan muatan di sisi belakang plak menjadi negatif (dengan potensial -67 mV pada sisi luar membran). Dalam kondisi itu, antara sisi depan dan belakang plak timbul selisih potensial sebesar 51 mV [atau = 84-(-67) mV]. Dalam hal ini, tanda ''+'' dan ''-'' digunakan untuk menunjukan keadaan pada sisi luar membran plak. Arus sebesar 151 mV tersebut dihasilkan oleh satu unit plak. Padahal, jumlah plak dalam organ elektrik seekor belut listrik adalah 5.000-10.000 unit maka total listrik yang dihasilkan dan dilepaskan ialah sebebsar 151 mV x 5.000 plak =755.000 mV atau 755 volt. Arus sebesar itu dapat mematikan manusia dewasa (atau hewan sebesar manusia dewasa) [4].

Pelepasan arus listrik dari tubuh ikan/belut dilakukan dengan membuat gerakan khusus yang mempertemukan daerah kepala dan ekor. Dengan gerakan tersebut, terjadi pertemuan antara daerah bermuatan positif dan negatif, yang menyebabkan pelepasan arus listrik ke lingkungan. Selanjutnya arus ini diperlukan untuk memantau keadaan di sekelilingnya, mendeteksi makanan, atau berkomunikasi, arus listrik yang dilepaskan relatif kecil/lemah [4].

Besarnya arus listrik yang ditimbulkan organ elektrik dapat bervariasi, tergantung pada jenis ikan, jumlah plak yang dimiliki, dan keadaan lingkungan hewan. ikan yang sama ada lingkungan yang berbeda dapat menghasilkan arus listrik yang berbeda [4].
  • Ikan Buntal 
Ikan Buntal (Febrilian, 2017 untuk Bobo)
Cara ikan buntal melindungi diri dari pemangsa lain adalah dengan menggembungkan tubuhnya tiga kali lebih besar dari ukuran normalnya [12].

Dalam keadaan bahaya, ikan ini meminum air untuk mengembangkan tubuhnya menyerupai balon, kemudian duri-duri beracun dalam tubuhnya akan bermunculan. Racunnya ini dapat mematikan manusia [14]


Saking mematikannya, dipercaya sebagai vetebrata beracun kedua setelah racun katak emas. Meskipun begitu, ikan ini digemari di Jepang karena kelezatannnya dan dijadikan shasimi [14].


Sebenarnya bagian daging ikan ini tidak beracun. Bagian paling bercaun adalah hati, telur, dan saluran pencernaannya. Sehingga harus berhati-hati dalam pengolahannya. 


Mekanisme pertahanana diri Ikan Buntal oleh Mumupipi

Racun yang terkandung di dalamnya adalah TTX (Tetrodotoksin). Dosis yang mematikan bagi manusia diperkirakan 2 mg TTX. Gejala keracunan  TTX ini akan diawali oleh rasa mual, muntah-muntah, mati rasa dalam rongga mulut, selanjutnya gangguan fungsi saraf yang ditandai dengan rasa gatal di bibir kaki, dan tangan. Gejala selanjutnya adalah kelumpuhan dan kematian akibat sulit bernapas dan serangan jantung. Gejala tersebut timbul selama 10 hingga 30 menit dan setelah itu akan menyebabkan kematian  [14]. 
  • Flying fox
Sunda Flying Fox
Sunda Flying Fox (Ecology Asia)
Sebenarnya terdapat beberapa jenis flying fox, namun flying fox atau yang kita sebut sebagai kalong ini adalah Sunda Flying Fox (Acerodon mackloti). Merupakan spesies asli Indonesia, dan kemunculannya terbatas di Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara) termasuk dari barat ke timur, Pulau Lombok, Sumbawa, sumba, Flores, Timor dan Alor [2]. 

Seperti halnya jenis kalong lainnya, ia memiliki kemampuan ekolokasi. Ekolokasi merupakan suatu penerimaan rangsang berupa suara mekanik oleh mekanoreseptor. Sederhanya proses mendengar gaung. Gaung sebenarnya merupakan pantulan gelombang suara dari sumber suara yang pertama. Gelombang suara yang muncul pertama berasal dari hewan yang melakukan ekolokasi, kemudian dipantulkan oleh benda lain sehingga gaungnya dapat didengar. Ekolokasi biasanya digunakan oleh hewan pada malam hari. Cara ini berguna untuk mendeteksi adanya mangsa atau objek lain di sekitar hewan tersebut, dan dapat menunjukan jarak antara dirinya dan benda lain [4]. 

Itulah beberapa keunikan makhluk yang disinggung oleh 'Ali dan Pa Gun', tentunya tidak lain dijelaskan secara menarik, oleh sang empunya karya, Bang Tere Liye. Penjelasannya sederhana namun tidak menghilangkan esensinya. Salut buat Bang Tere Liye. Karyanya wadidaw jiwa :D. Terlepas dari cerita fiktifnya, beberapa hewan memang dijelaskan sesuai faktanya. Beberapa lagi, dibuat fiktif sesuai kebutuhan cerita, dan tidak akan di bahas disini tentunya. 

Sumber
  1. Anindyajati, S. 2018 Desember 12. Ternyata ini rahasia bunglon berubah warna, temukan jawabannya. Bobo. Diakses 9-04-2019. 
  2. Ecology Asia. Sunda Flying FoxDiakses 10-04-2019.
  3. Febrilian, M. 2017 April 17. Bola Berduri si Penghuni Karang. Gambar. Bobo. Diakses 9-04-2019. 
  4. Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanikus.
  5. Johnson, S. G. 2019. Electric eel. Encyclopeddia Britannica. 
  6. Liye, T. 2014. Bumi. Jakarta: Gramedia.
  7. Liye, T. 2015. BulanJakarta: Gramedia.
  8. Liye, T. 2016. Matahari. Jakarta: Gramedia.
  9. Mahbub, A. 2015 Maret 14. Terungkap, cara bunglon berubah warna. Tempo. Diakses 9-04-2019. 
  10. Mumupipi. 2012. Science is Fun 2: Nyunyu Study Tour ke Pantai. Jakarta: PT. Elex Media Komputido.
  11. Putera, A. D. 2013 Agustus 30. 5 Hewan dengan kemampuan regenerasi mengagumkan. National Geographic Indonesia. Diakses 9-04-2019.
  12. Rahmalia, I. 2018 Oktober 11. Ikan buntal bisa mebuat lingkaran indah di dasar laut, Lihat 3 fakta ikan buntal yuk!. Bobo. Diakses 10-04-2019. 
  13. Razqa, S. M., dan U. Priyambodo. 2018 November 27. Manusia super hasil rekayasa genetika diklaim telah lahir di China. KumparanDiakses 11-04-2019. 
  14. Sopyan, D. I. 2012. Benar-benar Unik Tapi Nyata: 1100++ Fakta Unik & Menakjubkan di Dunia. Jakarta: Media Pusindo.
  15. Trisusilowaty, E. 2016 Oktober 13. Kesempatan kedua untuk Axolotl, si salmander yang menggemaskan. National Geographic Indonesia. Diakses 9-04-2019.
  16. Wikipedia. 2019. Kawanan Rusa. Gambar. Diakses 9-04-2019. 
  17. Wikipwdia. 2019. Gen. Gambar. Diakses 9-04-2019. 
  18. Wolpert, L. 2011. The Miracle of Cells: Rahasia Kehidupan dan Kecerdikan Sel (diterjemahkan oleh  L. Perwira). Bandung: Qanita.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Thrips (Gynaikothrips uzeli), Weeping Fig (Ficus benjamina) Pest, Hama Beringin

This is thrips, one of Weeping Fig ( Ficus Benjamina )   pest. It causes damage to the leaves. The leaves roll and curl, the outer part of the leaf (lower epidermis) shows black and yellow spots. Most of these insects live with their translucent white larvae and eggs on the inside of the leaves. But, some are laying eggs on the outside of the leaves (as in the picture). Ini adalah thrips, salah satu hama pada beringin ( Ficus Benjamina ) . Hama ini menyebabkan kerusakan pada daun. Daun menggulung dan keriting, bagian luar daun (epidermis bawah) terlihat bercak-bercak hitam dan menguning. Kebanyakan serangga ini tinggal bersama larva dan telurnya yang berwarna putih transulen pada bagian dalam daun. Tapi, ada pula yang bertelur pada bagian luar daun (seperti pada gambar).  The causing the leaves to curl inward or fold into the pocket are th e adults feed on the upper surface of young expanding leaves (Mannion et al, 2006). It will create a safe environment for adults t

Golden Tortoise Beetle, Kepik Emas, Bolokotono (Aspidomorpha sanctaecrucis), in Sumedang, West Java, Indonesia

Aspidomorpha sanctaecrucis This is  Aspidomorpha sanctaecrucis , commonly known as Golden Tortoise Beetle.  It's similar in Bahasa, mostly Indonesia people called it as Kepik emas or Kumbang Kura-kura Emas (kepik/kumbang=beetle; Kura-kura; tortoise; emas=golden). Maybe because of they're golden and shine colour, just like a golden and also the dorsal (upper side) form looks like tortoise shell (carapace). But, the local name (Sumedang; Sundanese) is totally different, that is Bolokotono. Even me as Sundanese, I don't know, why it's called Bolokotono? If you search Bolokoto in your search engine, it refers to a song, the title is Bolokotono, but the song isn't about the beetle, it is about someone.  Ini adalah  Aspidimorpha sanctaecrucis , secara umum dikenal sebagai Golden Tortoise Bettle. Namanya sama dalam Bahasa, kebanyakan orang-orang menyebutnya sebagai Kepik emas atau  Kumbang Kura-kura Emas. Mungkin karena warnanya emas dan bersinar, seperti hal

Water Clover, Semanggi, Semanggen (Marsilea minuta L.)

This is Water Clover ( Marsilea minuta L.). The local people (Sumedang, West Java; Sundanese) called it "Samanggen", but mostly Indonesian called it "Semanggi". At a glance, it looks like "Creeping Woodsorrel" ( Oxalis corniculata ), even their local names are also the same i.e semanggi. But, both are totally different. Water Clover ( Marsilea minuta L.) is an aquatic fern (Pteridophyta). Conversely, Creeping Woodsorrel ( Oxalis corniculata ) is a terrestrial seed plant (Spermatophyta). Additionally, Water Clover ( Marsilea minuta  L.) is also bigger than Creeping Woodsorrel ( Oxalis corniculata )  Ini adalah Semanggi Air ( Marsilea minuta  L.). Penduduk sekitar (Sumedang, Jawa Barat; Sunda) menyebutnya Semangen, tapi sebagian besar orang Indonesia menyebutnya "Semanggi". Sekilas, tumbuhan ini mirip dengan Semanggi/Daun Asam Kecil ( Oxalis corniculata ), bahkan nama lokanyapun sama Semanggi. Tapi, sebenarnya keduanya sangat berbeda. S
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...